Master Junior Islamic Love for all Hatred for none

Senin, 30 November 2009

Waspadai Masuknya Garis Keras Melalui Sekolah

Artikel ini saya ambil dari The Wahid Institute pada menu Jaringan
Selasa, 18 Agustus 2009 03:37



Ajaran agama Islam garis keras disinyalir telah disebarkan ke generasi muda melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Ajaran ini ditanamkan oleh organisasi-organisasi Islam tertentu kepada para siswa melalui berbagai kegiatan agama yang diselenggarakannya.

KH Yusuf Chudlori yang juga akrab disapa Gus Yusuf, ulama dari Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyatakan, tidak hanya memberikan ajaran agama yang salah, organisasi-organisasi itu juga mencoba mencuci otak para siswa dengan membenturkan antara agama dengan masalah nasionalisme.

Hal ini, menurut dia, bahkan sudah terjadi di beberapa sekolah negeri di Kota Magelang. Dalam satu kasus di sebuah sekolah, para penyebar ajaran agama Islam yang keliru ini bahkan mencoba mempengaruhi sekolah untuk mengingkari pemerintahan sekarang.

Hal ini ditunjukkan dengan upaya dari mereka untuk mencopot gambar presiden dan wakil presiden dari ruang kelas, ketika sedang melaksanakan acara pengarahan.

\"Organisasi yang menganut Islam garis keras itu hanya mengakui satu pemerintah, yaitu pemerintahan Islam, khilafah Islamiyah,\" ujarnya saat ditemui Senin (17/8).

Hal serupa, menurut Gus Yusuf, juga rawan terjadi di kampus. Dalam hal ini, kelompok yang paling rawan disusupi paham yang salah ini adalah kelompok mahasiswa dari ilmu-ilmu eksak, yang terbiasa berpikir logis dan simpel.

Ketika NKRI dirasa tidak lagi memberikan kesejahteraan, Gus Yusuf mencontohkan, kelompok mahasiswa ini akan dengan mudah menerima masuknya berbagai pemahaman lain, yang dirasanya akan memberikan lebih banyak dampak positif bagi dia dan keluarganya.

\"Ditambah dengan iming-iming keluarganya akan disejahterakan dan janji akan masuk surga dengan disambut bidadari, mereka pun tidak keberatan melakoni segala persyaratan, termasuk menjadi pelaku bom bunuh diri,\" ujarnya.

Gus Yusuf menilai, bulan Ramadhan juga berpotensi dimanfaatkan sebagai peluang masuknya ajaran-ajaran yang keliru semacam itu. Banyak organisasi dikhawatirkan akan masuk ke sekolah dan kampus untuk menyebarkan pemahaman Islam garis keras melalui program pelatihan agama ataupun semacam pesantren kilat.

Mengacu kepada kondisi tersebut, dia meminta sekolah dan kampus benar-benar selektif memilih organisasi yang ingin masuk.

Di sisi lain, dinas pendidikan di daerah juga harus mengawasi lembaga pendidikan lebih dalam. \"Jangan hanya sekedar memperhatikan masalah intelektualitasnya saja,\" ujarnya.

Gus Yusuf mengatakan, kaum muda sekarang memang sedang berada dalam masa sulit. Di satu sisi, mereka dicoba dipengaruhi paham liberalisme dari Amerika dan Eropa, dan di sisi lain mereka harus meghadapi radikalisme agama.

Sumber: kompas.com,Senin, 17 Agustus 2009 | 19:37 WIB



Artikel ini saya ambil dari The Wahid Institute pada menu Jaringan
Selasa, 18 Agustus 2009 03:37



Ajaran agama Islam garis keras disinyalir telah disebarkan ke generasi muda melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Ajaran ini ditanamkan oleh organisasi-organisasi Islam tertentu kepada para siswa melalui berbagai kegiatan agama yang diselenggarakannya.

KH Yusuf Chudlori yang juga akrab disapa Gus Yusuf, ulama dari Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API), Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyatakan, tidak hanya memberikan ajaran agama yang salah, organisasi-organisasi itu juga mencoba mencuci otak para siswa dengan membenturkan antara agama dengan masalah nasionalisme.

Hal ini, menurut dia, bahkan sudah terjadi di beberapa sekolah negeri di Kota Magelang. Dalam satu kasus di sebuah sekolah, para penyebar ajaran agama Islam yang keliru ini bahkan mencoba mempengaruhi sekolah untuk mengingkari pemerintahan sekarang.

Hal ini ditunjukkan dengan upaya dari mereka untuk mencopot gambar presiden dan wakil presiden dari ruang kelas, ketika sedang melaksanakan acara pengarahan.

\"Organisasi yang menganut Islam garis keras itu hanya mengakui satu pemerintah, yaitu pemerintahan Islam, khilafah Islamiyah,\" ujarnya saat ditemui Senin (17/8).

Hal serupa, menurut Gus Yusuf, juga rawan terjadi di kampus. Dalam hal ini, kelompok yang paling rawan disusupi paham yang salah ini adalah kelompok mahasiswa dari ilmu-ilmu eksak, yang terbiasa berpikir logis dan simpel.

Ketika NKRI dirasa tidak lagi memberikan kesejahteraan, Gus Yusuf mencontohkan, kelompok mahasiswa ini akan dengan mudah menerima masuknya berbagai pemahaman lain, yang dirasanya akan memberikan lebih banyak dampak positif bagi dia dan keluarganya.

\"Ditambah dengan iming-iming keluarganya akan disejahterakan dan janji akan masuk surga dengan disambut bidadari, mereka pun tidak keberatan melakoni segala persyaratan, termasuk menjadi pelaku bom bunuh diri,\" ujarnya.

Gus Yusuf menilai, bulan Ramadhan juga berpotensi dimanfaatkan sebagai peluang masuknya ajaran-ajaran yang keliru semacam itu. Banyak organisasi dikhawatirkan akan masuk ke sekolah dan kampus untuk menyebarkan pemahaman Islam garis keras melalui program pelatihan agama ataupun semacam pesantren kilat.

Mengacu kepada kondisi tersebut, dia meminta sekolah dan kampus benar-benar selektif memilih organisasi yang ingin masuk.

Di sisi lain, dinas pendidikan di daerah juga harus mengawasi lembaga pendidikan lebih dalam. \"Jangan hanya sekedar memperhatikan masalah intelektualitasnya saja,\" ujarnya.

Gus Yusuf mengatakan, kaum muda sekarang memang sedang berada dalam masa sulit. Di satu sisi, mereka dicoba dipengaruhi paham liberalisme dari Amerika dan Eropa, dan di sisi lain mereka harus meghadapi radikalisme agama.

Sumber: kompas.com,Senin, 17 Agustus 2009 | 19:37 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah ahsanal jaza